KESEMPATAN KEDUA, KESEMPATAN EMAS
APA
yang Anda rasakan saat Anda tahu bahwa Anda (akan) mati? Misalkan seseorang
divonis dokter bahwa dia mengidap penyakit mematikan dan umurnya hanya sebentar
lagi... Bagaimana perasaannya?
Pasti dia akan Shock!!!
Orang itu pasti sangat takut. Alasan ketakutan itu pun
banyak. Mungkin dia merasa banyak dosa, banyak berbuat kesalahan pada orang
lain, cita-cita yang belum terwujud, janji pada orang, masih banyak hal yang
ingin dilakukan dan seterusnya. Kesimpulannya pada umumnya kebanyakan manusia
akan takut. Dan mereka pun mengharapkan kesempatan kedua, Kesempatan berikutnya, Kesempatan Emas...
Meskipun sulit dipercaya, suatu saat kita akan
berhenti bernafas, kita akan mati. Tapi kematian begitu biasa sampai kita tidak
merasakan apa pun saat ada kematian. Tapi tidak bagi sebagian orang, apalagi
yang mengalami pengalaman spiritual seperti yang dialami Ebenezer Scrooge,
tokoh dalam novel karangan Charles Dickens ini.
Orang tua jahat yang ditakuti banyak
orang dan sudah terkenal di seantero London karna kepelitannya ini suatu
hari—pada malam Natal—ketika hendak tidur, didatangi arwah rekan bisnisnya yang
bernama Jacob Marley. Semasa
hidupnya, Marley juga sama jahat dan kikir seperti Scrooge. Akibatnya saat
pemakaman Marley, tak ada satu pun orang yang datang dan bersedih untuknya.
Hanya rekan satu-satunya inilah yang hadir dan bersedih karena harus membayar
pemakaman tersebut, Scrooge tidak bersedih karena kematian itu sendiri.
Lalu malam itu datang, tepatnya tujuh tahun setelah
kematian Marley, arwahnya datang pada Scrooge dan muncul dalam keadaan yang
sangat mengerikan. Wajahnya seperti menanggung derita tak tertahankan, tubuhnya
dililit rantai-rantai yang panjang dan rantai-rantai itu diganduli harta
kekayaannya semasa hidup.
Dengan suara melolong arwah Marley
berkata pada Scrooge, “Aku datang untuk memperingatkanmu bahwa kau masih punya
kesempatan untuk lolos dari nasib seperti aku ini. Kau akan didatangi tiga roh—Hantu Natal
Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan.”
Dentang lonceng gereja berbunyai,
Hantu Pertama pun datang...
Hantu pertama—berukuran kecil, berwajah
tua, dan kepalanya terbakar—membawanya terbang melintasi kotanya. Scrooge
diajak kembali ke tempat tinggalnya di
masa kecilnya. Dia diajak melihat Natal masa lalunya, Scrooge tua melihat
Scrooge kecil yang hidup dalam kesusahan dan kemiskinan, lalu dia juga diajak
melihat kematian adik perempuannya yang berhati mulia.
Hantu itu juga mengingatkan padanya
bagaimana Scrooge yang dengan sangat kejam memutuskan pertunangannya hanya
karena mengetahui keluarga Belle (tunangannya) jatuh miskin.
Hantu kedua—raksasa pembawa obor yang
berwajah periang—menunjukkan Natal pada masa sekarang. Dia membawa Scrooge
untuk melihat orang-orang yang benci padanya sekarang. Dia
diperlihatkan pada keluarga keponakannya yang sedang membicarakannya di ruang
makan.
Dia juga ditunjukkan nasib pengawai
satu-satunya yang miskin. Bob Cratchit, nama pegawai itu, mempunyai anak yang sakit parah hampir
mati karena gaji kecil dari majikannya kecil dan tak sanggup mengobatkan anak
bungsunya itu, Tiny Tim.
Dan yang terakhir, hantu yang paling menakutkan,
menghadirkan Natal yang akan datang. Memperlihatkan saat kematiannya. Dia jatuh
terjungkal dari tangga batu yang tinggi dan terkapar di
jalanan tapi tak satupun orang menghiraukan, bahkan orang-orang
menertawakannya. Scrooge juga dibawa ke kuburan yang bernamakan dirinya pada
batu nisannya: EBENEZER SCROOGE.
Scrooge menangis, mengiba, meminta kesempatan kedua
agar dia bisa membayar kesalahannya dan menjadi orang baik.
Dan betapa senangnya saat dia tahu dia tidak jadi mati, dia mendapatkan kesempatan itu. Semenjak malam itu Scrooge
banyak berubah. Tidak ada orang tua yang pelit, angkuh, pemarah. Seperti
janjinya, dia menjadi pribadi yang lebih baik, malah sangat baik. Dia
berkunjung ke rumah keponakannya, Fred, anak dari adik perempuannya yang sudah
meninggal itu. Dia membantu keuangan pegawai setianya. Bagi Tiny Tim yang
kemudian sembuh, Scrooge seperti ayah kedua. Dia menjadi teman yang baik,
majikan yang baik, serta orang yang paling baik yang pernah ada di London.
Bagi saya Novel ini sangat luar biasa!
Meskipun menceritakan tentang Natal, yakni hari raya umat Kristiani, namun kmahnya
bisa dipetik seorang Muslim, Buddist, atau pemeluk agama lainnya, yakni WELAS
ASIH. Menjadi pribadi yang
sebaik-baiknya agar kita berbahagia di dunia dan mempersiapkan pula kebahagiaan
di alam kemudian.
Sebuah pelajaran moral tingkat tinggi
dari Mr. Charles Dichens melalui sebuah novel klasik berjudul A Cristmas Carol. Tidak salah jika novel ini masuk dalam daftar “1001
Buku yang Wajib Baca Sebelum Mati”!