Jumat, 16 Maret 2012

[BOOK REVIEW] A CHRISTMAS CAROL

KESEMPATAN KEDUA, KESEMPATAN EMAS

APA yang Anda rasakan saat Anda tahu bahwa Anda (akan) mati? Misalkan seseorang divonis dokter bahwa dia mengidap penyakit mematikan dan umurnya hanya sebentar lagi... Bagaimana perasaannya?
          Pasti dia akan Shock!!!
          Orang itu pasti sangat takut. Alasan ketakutan itu pun banyak. Mungkin dia merasa banyak dosa, banyak berbuat kesalahan pada orang lain, cita-cita yang belum terwujud, janji pada orang, masih banyak hal yang ingin dilakukan dan seterusnya. Kesimpulannya pada umumnya kebanyakan manusia akan takut. Dan mereka pun mengharapkan kesempatan kedua, Kesempatan berikutnya, Kesempatan Emas...
          Meskipun sulit dipercaya, suatu saat kita akan berhenti bernafas, kita akan mati. Tapi kematian begitu biasa sampai kita tidak merasakan apa pun saat ada kematian. Tapi tidak bagi sebagian orang, apalagi yang mengalami pengalaman spiritual seperti yang dialami Ebenezer Scrooge, tokoh dalam novel karangan Charles Dickens ini.
  
          Orang tua jahat yang ditakuti banyak orang dan sudah terkenal di seantero London karna kepelitannya ini suatu hari—pada malam Natal—ketika hendak tidur, didatangi arwah rekan bisnisnya yang bernama Jacob Marley. Semasa hidupnya, Marley juga sama jahat dan kikir seperti Scrooge. Akibatnya saat pemakaman Marley, tak ada satu pun orang yang datang dan bersedih untuknya. Hanya rekan satu-satunya inilah yang hadir dan bersedih karena harus membayar pemakaman tersebut, Scrooge tidak bersedih karena kematian itu sendiri.
          Lalu malam itu datang, tepatnya tujuh tahun setelah kematian Marley, arwahnya datang pada Scrooge dan muncul dalam keadaan yang sangat mengerikan. Wajahnya seperti menanggung derita tak tertahankan, tubuhnya dililit rantai-rantai yang panjang dan rantai-rantai itu diganduli harta kekayaannya semasa hidup.

  
          Dengan suara melolong arwah Marley berkata pada Scrooge, “Aku datang untuk memperingatkanmu bahwa kau masih punya kesempatan untuk lolos dari nasib seperti aku ini. Kau akan didatangi tiga roh—Hantu Natal Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan.”

          Dentang lonceng gereja berbunyai, Hantu Pertama pun datang...

          Hantu pertama—berukuran kecil, berwajah tua, dan kepalanya terbakar—membawanya terbang melintasi kotanya. Scrooge diajak kembali  ke tempat tinggalnya di masa kecilnya. Dia diajak melihat Natal masa lalunya, Scrooge tua melihat Scrooge kecil yang hidup dalam kesusahan dan kemiskinan, lalu dia juga diajak melihat kematian adik perempuannya yang berhati mulia.
          Hantu itu juga mengingatkan padanya bagaimana Scrooge yang dengan sangat kejam memutuskan pertunangannya hanya karena mengetahui keluarga Belle (tunangannya) jatuh miskin.
           Hantu kedua—raksasa pembawa obor yang berwajah periang—menunjukkan Natal pada masa sekarang. Dia membawa Scrooge untuk melihat orang-orang yang benci padanya sekarang. Dia diperlihatkan pada keluarga keponakannya yang sedang membicarakannya di ruang makan.
Dia juga ditunjukkan nasib pengawai satu-satunya yang miskin. Bob Cratchit, nama pegawai itu, mempunyai anak yang sakit parah hampir mati karena gaji kecil dari majikannya kecil dan tak sanggup mengobatkan anak bungsunya itu, Tiny Tim.
          Dan yang terakhir, hantu yang paling menakutkan, menghadirkan Natal yang akan datang. Memperlihatkan saat kematiannya. Dia jatuh terjungkal dari tangga batu yang tinggi dan terkapar di jalanan tapi tak satupun orang menghiraukan, bahkan orang-orang menertawakannya. Scrooge juga dibawa ke kuburan yang bernamakan dirinya pada batu nisannya: EBENEZER SCROOGE.
          
Scrooge menangis, mengiba, meminta kesempatan kedua agar dia bisa membayar kesalahannya dan menjadi orang baik.


          Dan betapa senangnya saat dia tahu dia tidak jadi mati, dia mendapatkan kesempatan itu. Semenjak malam itu Scrooge banyak berubah. Tidak ada orang tua yang pelit, angkuh, pemarah. Seperti janjinya, dia menjadi pribadi yang lebih baik, malah sangat baik. Dia berkunjung ke rumah keponakannya, Fred, anak dari adik perempuannya yang sudah meninggal itu. Dia membantu keuangan pegawai setianya. Bagi Tiny Tim yang kemudian sembuh, Scrooge seperti ayah kedua. Dia menjadi teman yang baik, majikan yang baik, serta orang yang paling baik yang pernah ada di London.


          Bagi saya Novel ini sangat luar biasa! Meskipun menceritakan tentang Natal, yakni hari raya umat Kristiani, namun kmahnya bisa dipetik seorang Muslim, Buddist, atau pemeluk agama lainnya, yakni WELAS ASIH. Menjadi pribadi yang sebaik-baiknya agar kita berbahagia di dunia dan mempersiapkan pula kebahagiaan di alam kemudian.

  


          Sebuah pelajaran moral tingkat tinggi dari Mr. Charles Dichens melalui sebuah novel klasik berjudul A Cristmas Carol. Tidak salah jika novel ini masuk dalam daftar “1001 Buku yang Wajib Baca Sebelum Mati”!