APA JADINYA TRAVELLING BARENG PENULIS GOKIL?
Judul Buku:
"Norak-Norak Bergembira"
Penulis: Dewi Rieka, Beby
Haryanti Dewi, Indradya Susanto Putra, Dian Kristiani, Iwok Abqary, Ariyanto.
Penerbit: Pastel Books.
Terbit: Bandung, Mei 2012,
cetakan I.
Tebal: 184 halaman.
Saat
aku tidur pagi (maklum lagi liburan), pintu rumah digedor seseorang. “Iya...”
jawabku dengan nada jengkel. Orang di luar pintu berkata, “Pos!” Instingku
langsung bekerja. Meski masih sangat mengantuk tubuhku bergerak limbung. Ini
karena bahagia mendapat buku, aku tau itu sangat pasti karena dua minggu yang
lalu aku memenangkan BUSER (Rabu Seru) di facebook Sahabat Qanita.
Dengan performance khas
ala orang bangun tidur aku membuka pintu sambil tersenyum ngantuk. Pak Pos
berkata, “Mas ini sering mendapat kiriman buku ya?” aku Cuma bisa mengiyakan,
menandatangani, berterimakasih, dan menutup pintu kembali. Kukoyak bungkusan
coklat nan rapi itu. Kuambil bukunya dan kukuliti plastiknya. Kuusapkan plastik
tadi ke wajahku, hmmm... lembutnya. Kubuka buku antologi kisah travelling
berjudul Norak-Norak Bergembira itu dan kutempelkan
dihidungku. Hmmm... aroma buku baru selalu menentramkan.
Pertama
kali melihat covernya saja aku sudah ketawa. Di sini saja sudah tercium aroma
kekonyolan buku ini. Di covernya terpampang satu koper (kopernya masih baru dan
masih ada bandrolnya) berisi barang-barang aneh seperti sandal jepit, sandal
kelompen, topi caping petani, tremos, sentolop, radio butut, dll. Aneh
banget pokoknya. Tapi cover ini juga agak menipu. Di covernya terdapat gambar
Menara Eiffel (Paris yang sangat saya impi-impikan) tapi tidak ada kisah dari
Paris yang saya nanti-nantikan itu sampai di akhir buku. Ada juga Patung
Liberty yang tidak ada kisah Amerikanya, serta Menara Pissa yang tidak ada
kisah Italianya.
Dengan
jendela terbuka dan sambil tiduran, aku mulai membaca kisah-kisah perjalanan ke
luar negeri ini. Mulailah perjalananku keliling dunia. Dalam waktu tidak sampai
setengah hari, buku ini kutuntaskan dengan derai tawa dan bahagia. Tertawa
karena penulis-penulis di buku ini super gokil dan bahagia karena aku serasa
berjalan-jalan ke luar negeri bersama mereka, dipandu oleh para penulis kocak
ini, menikmati senang sedihnya di negeri orang.
Ada
delapan kisah dalam buku ini yang ditulis oleh tujuh penulis (Ariyanto menulis
dua kisah). Kisah pertama dari Dewi “Dedew” Rieka, berjudul Ketika Wong
Dusun Pergi Umrah. Indradya Susanto Putra mengisahkan kisah kedua: Guru
Gadungan. Mengejar Martabak Mesir oleh Arif “Achoer”
Kurniawan, kisah ketiga. Iwok Abqary dengan Norak-Norak Bergembira-nya
di urutan kelima. Beby Haryanti Dewi dengan Bisa...Salah, Enggak
Bisa...Bermasalah di urutan enam dan Katrok Goes to Hong Kong
oleh Dian Kristiani serta ditutup dua kisah perjalanan dari Ariyanto: Orkresta
Ludah di China dan She’s a Man.
Mari
jalan-jalan ke Makkah-Madinah bersama Dewi Rieka yang sedang menjalankan
ibadah umrah. Kisah ini seru karena sang penulis wanita kita ini sedang hamil
muda (kira-kira tujuh minggu) saat itu.Over All kisahnya bikin
ketawa terkikik-kikik, seperti saat dia menuliskan bagaimana kecintaan
berlebihan suaminya akan Unta, pengalamannya yang sering kentut di sana sehingga
bolak-balik wudhu ke tempat wudhu yang lumayan jauh, dan juga ketika dia
didorong di atas kursi roda oleh anak kecil gempal dari Arab Saudi dengan
kebut-kebutan, tapi juga ada suasana spiritual yang kental di sana, seperti
saat tiba-tiba seorang wanita arab mengelus perutnya yang masih datar, entah
bagaimana wanita itu tahu kalau Dewi sedang hamil. Begitu juga pengalamannya
didoakan oleh ustad dan seluruh rombongan untuk kandungannya. Dan di saat-saat
tertentu kegokilannya pupus dan berganti derai air mata saat dia thawaf di
Ka’bah
Kencangkan
sabuk pengaman Anda, karena Indra akan membawamu jalan-jalan ke Ukraina. Dia
mengaku jalan-jalan ke negara pecahan Uni Soviet itu berkedok mengajar, menjadi
Guru Gadungan. Sebenarnya tidak gadungan, sih. Kemampuannya dalam mengajar
bahasa inggis memang tidak diragukan lagi, tapi Backpackingnya
itulah tujuan utama. Dia profesional dalam mengajar. Persiapannya pun tak
main-main. Dia membawa angklung, baju batik, kain jarik, dan blangkon untuk
memperkenalkan budaya Indonesia katanya. Kegokikan Indra belum berhenti disitu
saja. Dia juga sukses mengibuli bule-bule Ukraina dengan mengatakan bahwa Mie
Instan (yang katanya bule sana rasanya sangat enak) adalah makanan tradisional
indonesia dan perlu berbulan-bulan untuk belajar cara memasaknya. Dia juga
berhasil mengerjain anak-anak Ukraina yang dia ajar di kelas delapan (2 SMP)
yang bandelnya minta ampun dengan memberi tiga lembar uang ribuan yang masih
mulus. Salah satu anak ada yang bertanya nilainya, dan Indra menjawab, “Satu
dolar sama dengan seratus rupiah”. Anak-anak itu pun kasak kusuk setelah
pelajaran akan menukarkan uang itu ke money changer sepulang
sekolah. Padahal di Ukraina tidak ada uang rupiah. Ada lagi tulisannya yang
sedikit ‘hot’ yang bikin ketawa.
Kemudian
Anda akan diajak oleh Arif Achoer berpanas-panas ke Mesir yang sangat eksotis.
Saya bisa menangkap keeksotisan Mesir saat dia menggambarkan Spink yang bila
malam disinari cahaya lampu sorot dari beberapa sudut. Wau! Begitu pula Sungai
Nil saat sunset. Dia mengutip Heredotus, pujangga Yunani yang pernah
mengatakan, “Mesir adalah hadiah dari Sungai Nil”. Memang, tanpa Nil, Mesir
hanyalah gurun tandus dan tidak ada kehidupan di atasnya. Berkat anugerah Tuhan
berupa Sungai Nil inilah, negeri para nabi ini pun subur dan indah. Achoer juga
menceritakan kegolikanya saat pup di hotel Abu Dhabi yang mewah itu. Saking
mewahnya, dia tidak bisa menggunakan WC dan melakukan perbuatan yang kurang
ajar. Di sana dia belajar di universitas favoritnya mahasiswa islam, di
universitas tertua di dunia, Universitas Al Azhar yang masyhur.
Dublin
di depan Anda. Anda akan diajak ke ibukota Irlandia oleh Iwok Abqary yang
tulisannya dijamin bikin Anda tertawa sampai guling-guling. Terutama saat dia
menelaskan kendala bahasa di sana. Anda juga akan diajak Beby ke Jerman yang
terkenal rasialis itu. Pada mulanya, dia diselamatkan oleh bahasa tarzan,
karena ketidakmampuannya berbahasa jerman. Kekurangannya satu ini menyebabkan
dia serba salah, jadi dia belajar bahasa jerman sampai benar-benar mahir dan
mendapat perinkat satu sempurna di sekolah bahasanya. Dan di saat dia bisa
bahasa jerman pun, dia masih bermasalah, dia adu mulut bersama penduduk
sekitar. Ada lagi kisah dari Dian Kristiani yang ke Hong Kong dan tidak sadar
memakan bacon (daging babi) yang dia hindari, insiden bacon itu membuatnya
kelewatan turun di tempat tujuannya dan berinteraksi dengan kakek tua pengisi
TTS yang menyisakan kisah yang sangan gokil. Kemudian Ariyanto menuliskan
kebiasaan aneh di salah satu kota di China yang penduduknya membuang ludah
sembarangan seperti budaya dan tradisi saja. Lalu kisah terakhir yakni tentang
banyaknya transeksual di Thailand dan penerimaan mereka di negara Gajah Putih
itu. Bahkan, banyak para lelaki sana yang berdandan dan benar-benar sangat
cantik.
Buku
ini sangat asyik dinikmati siapa saja, apalagi dia seorang Backpacker atau Traveller.
Buku ini juga bagus sekali bagi Anda yang ingin jalan-jalan ke luar negeri
karena pengalaman mereka bisa menjadi guru yang sangat berharga di sana. Buku
ini penting juga dibaca oleh calon travel writer. Dengan
dilengkapi foto-foto, dijamin Anda akan ngiler ingin ke luar negeri juga
(Mungkin kekurangan buku ini: ada beberapa kisah yang tidak dilengkapi foto).
Membaca buku ini salah satu jalan keluar untuk rasa keinginan itu. Anda
akan puas diajak mereka melancong berkeliling dunia dengan kegilaan mereka yang
nyata! Selamat membaca dan tertawa sampai sakit perut!
Sidoarjo,
5 Juli 2012
Satu-satunya buku soal perjalanan yang pernah aku baca itu Life Travelernya Windy, heheh
BalasHapusTampaknya buku-buku travel bisa jadi referensi bagus kalo pengen bantu believable setting sebuah kisah :D
believeble itu apa mas Jun?
Hapuskayaknya seru niiih...
BalasHapusMaksih.. lucu bukunya..
Hapushalo Jamal *lagi jalan-jalan* :D
BalasHapusHai peri Hutan.. met jalan2,,
Hapus