~Jack & Ennis: Cinta Tak Berkesudahan~
...............
Brokeback Mountain (Gunung Brokeback) by Annie Prolx, diterjemahkan oleh Hetih Rusli, tahun 2006, Gramedia Pustaka Utama. |
Anda
pernah menonton film Brokeback Mountain?
Film
yang menangkap makna
kesepian, kesendirian, gairah, dan cinta, dengan sangat intim,
membius dan menyiksa batin. Itu adalah film adaptasi dari novelet
(cerpen panjang) yang sama bagus dari bukunya! Jarang sekali ada film adaptasi dari buku yang tidak terlalu jauh
meleset dari buku aslinya. Coba lihat Laskar Pelangi, Negeri 5
Menara, Ayat-Ayat Cinta, The Da Vinci Code ... jauh sekai dengan
bukunya, bukan? Tidak untuk Brokeback Mountain! Pantas apabila
sutradara film ini meraih penghargaan Golden Globe 2006 untuk
Sutradara terbaik dengan film Brokeback Mountain.
Dari
film ini emosi kita diaduk-aduk, dipertontonkan ribuan domba,
pemandangan pegunungan yang luar biasa indah, dan juga konflik yang
luar biasa berat. Annie Proulx berhasil merangkai cerita paling
musykil dan pribadi dengan sangat elegan. Mari simak pendapat Ang Lee
(sutradara Brokeback Mountain) tentang buku ini:
“I
read the shoort story by Annie Proulx on which the screenplay is
based, and I don’t know what hit me. I cried.”
Ya,
aku juga menangis ...
Membaca
Brokeback Mountain membuatku tak sekedar mengerti kehidupan dua pria
yang saling mencintai tapi juga perjuangan mereka untuk menutupinya,
bersembunyi, dan menerima konsekuansi pahit dari mereka yang
homophobia.
Dua
tokoh utama
dalam “short stories” setebal 78 halaman ini ialah Jack Twist dan
Ennis Del Mar yang memiliki karakter yang sangat alami dan macho. Di
filmnya, Jack Twist diperankan oleh Jake Gyllenhaal sangat baik
sekali. Namun aktor pemeran Jack Twist ini terasa terlalu tampan dan
giginya sangat bagus, lurus, tidak seperti yang di gambarkan oleh
penulisnya: “senyumnya memperlihatkan giginya yang agak maju, meski
tidak sampai tonggos hingga bisa membuka tutup botol, tapi cukup
mencolok.”—hlm 12. Sedangkan pemeran Ennis Del Mar, Heath Ledgar
sangat pas dengan cerita ini.
Oke,
dari tadi aku membanding-bandingkan buku dan filmnya, padahal seperti
yang dikatakan J.W. Eagen, “Jangan menilai sebuah buku dari
filmnya.” Yang memang sangat beralasan, tapi untuk buku ini saya
akui filmnya luar biasa. Oke setelah ini aku akan membahas bukunya
saja, selamat tinggal film...
Akan
kuringkaskan seringkas mungkin kisah dalam buku ini. Kisah beralur
flashback ini dibuka dengan ingatan Ennis Del Mar akan Jack Twist
yang telah meninggal. Ennis diliputi perasaan gembira karena Jack
Twist ada dalam mimpinya. Setelah itu, kisah gay yang romantis dan
pahit ini pun di mulai. Kembali pada masa ketika dua pemuda berusia
sekitar 19 tahun (aku lupa dan kurang yakin akan usia mereka) yang
masih tanggung itu dipertemukan di Gunung Brokeback, tempat mereka
menjadi gembala untuk ribuan domba. Ada pembagian tugas dari Joe
Aguire (mandornya) yang tidak manusiawi, yakni salah satu di antara
mereka (dia menunjuk Jack) harus diam-diam mendirikan tenda yang
sangat jauh dari perkemahan yang seharusnya, malah dia dipaksa tidur
dan berjaga di dekat ribuan domba itu tidur, bau sekali, dan juga
dingin karena tanpa api, agar tidak ketahuan Dinas Kehutanan.
Sedangkan Ennis harus menyiapkan pasokan makanan di lembah.
Beberapa
waktu berlalu dan Jack tidak tahan akan jarak perjalanan dan waktu
yang terlampau panjang, akhirnya Ennis menawarkan pergantian posisi.
Lalu pada suatu hari ketika Ennis sangat mabuk dan tidak kuat untuk
menuju domba, memutuskan untuk tidur di perkemahan bersama Jack, dan
di sanalah awal keintiman mereka. Dan hari-hari pun mereka lalui
dengan bahagia di gunung. Namun saat mereka harus turun gunung
dikarenakan ada badai besar yang akan datang, mereka pun berpisah.
Dan Annie Proulx menggambarkan keadaan menyakitkan itu seperti ini:
“Ennis merasa seakan isi perutnya ditarik keluar perlahan-lahan, sedikit demi sedikit. Dia berhenti sejenak di tepi jalan, dan dalam serbuan salju yang baru turun dia berusaha muntah, tapi tidak ada yang keluar. Belum pernah dia merasakan seburuk ini, dan butuh waktu lama hingga perasaan itu hilang.” (hlm 27)
Setelah
itu Ennis menikah dengan Alma, dianugerahi dua puteri. Dan Jack
menikahi Laureen (Ayah Laureen membenci Jack) dan dianugerahi seorang
putera. Dan empat tahun setelah itu, Ennis dan Jack bertemu lagi (dan dilanjutkan pertemuan yang intens) dari sanalah konfik paling menakutkan itu dimulai dan berakhir tragis
dengan kematian Jack yang misterius (dan hanya bisa dijawab dengan
membaca bukunya, tidak dengan menonton filmnya).
Satu kata untuk melukiskan ending kisah ini: HEBAT!
Dari
segi penuturan, Annie Proulx banyak sekali memanjakan pembaca
Brokeback Mountain dengan pemandangan yang aduhai indah sekali, dia
sangat jenius dalam memaparkan setting dan situasi. Coba simak satu
kalimat yang indah di halaman 14: Fajar
datang dalam warna jingga seperti berselaput kaca, dengan pantulan
warna hijau pucat seperti agar-agar dari bawahnya.
Melalui
tokoh Jack Twist, penulisnya menggambarkan Brokeback Mountain dengan
sangat puitis:
di mana burung-burung bluebird bernyanyi dan ada mata air yang mengeluarkan wiski.—hlm 67.
Jack melempar kayu bakar ke api, percikan-percikan api melayang ke udara bersama dengan segala kejujuran dan dusta mereka, sejumlah bunga api yang panas mendarat di tangan dan wajah mereka, bukan untuk pertama kalinya, dan mereka bergulingan di tanah.—hlm 56-57.
Metafora
yang
dituliskannya juga luar biasa:
Jack mengembuskan asap rokok kuat-kuat seperti ikan paus menyemburkan air... (hlm 35)
Alma menggosok piring dengan keras, sehingga Ennis mengira wanita itu akan menggosok habis gambar di piring. (Hlm 47)
Dan
keerotisan dalam buku ini dilukiskan dengan sangat halus, tidak
sampai terjebak dalam gambaran-gambaran jorok. Perasaan cinta yang
kuat di antara keduanya terlukiskan sangat pilu.
Satu hal yang tak pernah berubah: emosi membara dari persetubuhan mereka yang jarang menjadi kelam akibat perasaan akan cepatnya waktu berlalu, tidak pernah ada cukup waktu, tidak pernah cukup. (hlm 57)
“... Kau terlalu hebat buatku Ennis, dasar keparat kau. Kalau saja aku tahu bahgaimana caranya meninggalkanmu.” (hlm 61)
Tidak ada yang bisa merusak kenangan akan pelukan itu, bahkan kesadaran bahwa Ennis tidak mau memeluknya dari depan hingga mereka berhadapan muka karena Ennis tidak mau melihat atau merasakan bahwa Jack-lah yang sedang dipeluknya. Dan mungkin, dia pikir, hubungan mereka takkan pernah lebih jauh daripada itu. Biarkan saja, biarkan saja apa adanya. (hlm 64)
“Sepasang kemeja itu seperti dua kulit yang menyatu, satu di dalam yang lain, berdua bersama.” (hlm 75)
Novelet
ini sama sekali tidak mempertanyakan (dan menjawab) benar dan salah
atau baik dan buruk hubungan sesama jenis. Tapi lebih pada potret
jujur yang
membuka mata akan kenyataan kehidupan tersembunyi ini dan konflik
nyata yang terjadi dari sikap orang pembenci homoseksual
(homophobia). Bagus untuk dibaca para gay, pengamat sosial dan penikmat sastra. Bacaan yang penuh akan nilai kemanusiaan yang plural.
Tentang Pengarang:
~Annie Proulx merupakan penulis perempuan pertama yang memenangkan penghargaan bergengsi P.E.N-Faulkner Award tahun 1993 untuk novel perdananya Postcards.
~Tahun berikutnya ia memenangkan Pulitzer Prize dan National Book Award untuk novel The Shipping News.
~Brokeback Mountain merupakan novela yang terdapat dalam kumpulan cerita pendek berjudul Close Range: Wyoming Stories (1991). Brokeback Mountain pernah di muat di majalah The New Yorker dan mendapat penghargaan O. Henry Awards Short Story Awards. The New Yorker Book Award juga memberikan penghaergaan Best Fiction dan tahun 2005, Brokeback Mountain diangkat ke layar lebar oleh sutradara hebat Ang Lee.
Wuih reviewnya keren dan lengkap dan puitis, kayak yg bikin. Ini buku masih ada nggak ya? Dl pernah diobral 5rb tp ga sempet beli hahaha
BalasHapuswaa kalo ada 5rb aku nitip ya mas.. mau kujual lagi.. hahaha *toyor*
HapusUdah pernah nonton filmnya, dan cuma ingat gunung2, domba, sama dua cowok tidur dalam satu tenda :D
BalasHapuswkwkwkw,, gmna perasaan mbak desty saat liat adegan 'itu'?
Hapusak dulu g mau nonton filmnya, ehehehe. wah tipis banget ya bukunya
BalasHapuskenapa gak mau mbak? cwoknya ganteng2 loo.. wkwkw,, iya ini sebenarnya cerpen.. salah satu cerpen dalam kumcer Annie Proulx yg dikumpulkan dalam "Close Range: Wyoming Stories"
Hapusjadi kangen heath ledger euuy =') bagus reviewnya Jamal, bikin aku tertarik baca bukunya meski udah pernah nonton filmnya..
BalasHapusbukunya very puitis mbak.. menetes deh ilerku, eh maksudnya air mataku..
Hapusnonton filmnya cuman karena ada Heath Ledger. Karena dah nonton filmnya, jadi agak malas baca bukunya.
BalasHapusEh jadi endingnya beda gitu ma yang di pilem? atau hanya penjelasan aja kenapa Jack meninggal?
ending di film agak ambigu antara statemen istri Jack tentang kematian itu dan bayangan dalam kepala Ennis, tp di buku jelas dong! wkwkwkw
HapusEmg yg di buku alasan jack meninggal krn apasih, sumpah pnsran bgtðŸ˜
Hapusbelum baca dan belum nonton *dulu agak ga tertarik tapi setelah baca reviewmu kayaknya bakal nyari filmnya deh.. :D
BalasHapusyap! film dan bukunya oke oke!! ntr kabari aq kalo uda nnton pilemnya ya..
Hapusbukunya beli di mana ya?
BalasHapuscoba mas cari di googe. masukin kata "Jual buku Brokeback Mountain Gramedia" mgkin ada...
HapusNgudek" isi Gramedia store TA nggak nemu ni buku, mau nanya tapi malu, belum ketemu pengen tahu. Belum nnton juga filmnya, boleh pinjam bukunya mas?
BalasHapusDulu pernah tahu buku ini di Gramedia... diobral harganya 5rb gitu... yaaaah... gak mungkin juga saya beli buku ini walau sebenarnya buku ini murah dan bagus... :D hehehe
BalasHapusPernah nonton Filmnya juga, tapi yang terpenting jangan menilai dari negatifnya... ini nyasar ke Blog ini gara-gara cari Nama pemeran di The Day After tomorrow... :D
Saya suka artikel ini, izin copas.... Karena hingga kini hanya bs merasakan filmnya. Semoga filmnya benar2 mendekati kisah dalam buku itu.
BalasHapusPernah nonton film-nya dan setelah baca review Mas Jamal jadi kepincut pengen baca bukunya :)
BalasHapusReviewnya bagus sekali, ya ini salah satu film yg sama bagus dengan bukunya. Emosi dalam buku ini berasa dan paragraf akhirnya luar biasa.
BalasHapusBru nonton filmnya stelah lama tau film ini,pandangan awal negative thinking dlu sblum nonton isi filmnya..ko ane ngrasa kasian ya ma si ennis?hehe sijack mati nya krna apa sih??
BalasHapusUdah nonton filmnya berkali kali dan baca bukunya juga tapi masih gamblang Jack meningalnya seperti yg dibayangkan/diduga Ennis atau seperti cerita istrinya sih?
BalasHapusSoalnya endingnya kan bapaknya Jack blg, Jack berencana cerai dengan istrinya dan tinggal sama ortunya bawa cowo dari Texas
Punya bukunya kaga? Mau dong fotocopy 😰😰
BalasHapus