AWAL PERJUMPAAN DENGAN SANG RAJA
Judul Asli : Chekov The Early Stories
Pengarang : Anton Chekov
PenerBIT : Melibas (sekarang menjadi Scripta Manent)
Tahun : 2001
Aku memilih Anton Chekov sebagai raja cerpen dunia! Akan kuutarakan
alasannya nanti kenapa aku begitu mengagumi beliau, sekarang terlebih dahulu
akan kuceritakan awal perjumpaan dengan sang raja ini!
Awal aku gemar membaca adalah ketika duduk di SMA. Waktu itu
kehidupanku sedang berubah. Biasanya selalu ada dua kakak yang menemaniku, lalu
tiba-tiba aku menjadi seperti anak tunggal dalam keluarga. Kedua kakakku masuk
perguruan tinggi di Malang. Usia mereka yang hanya berjarak dua tahun (jarak
denganku 9 tahunan) membuat mereka bisa kuliah dalam kampus yang sama dan
tinggal dalam kost yang sama juga, meskipun mereka berbeda jurusan. Dan di
sinilah aku, di rumah kesepian.
Untuk membunuh waktu-waktu yang sepi, aku mulai membaca buku
peninggalan kakak sulung. Ternyata enak sekali membaca itu. Lalu setelah
beberapa buku kubaca, kutemukan buku dengan cover yang sangat jelek: biru polos
dengan foto laki-laki di tengah! Ha! Aku masih sangat ingat waktu itu sore
menjelang petang, aku mulai membacanya tanpa minat (waktu itu aku belum
mengenal Anton Chekov dan belum gemar membaca cerpen). Saat mulai kubaca,
jidatku langsung berkerut! Apa ini? Ceritanya sangat aneh! Cerita pertama
berjudul Peristiwa di Pengadilan dibuka dengan kalimat: “Belum lama ini ada
suatu peristiwa yang terjadi pada sidang pengadilan di distrik N.” Nah lo! Aneh
sekali bukan? Tapi di kemudian hari aku tahu bahwa kalimat pembuka itu keren!
Kata ‘belum lama ini’ membuat kisah itu seolah-olah baru terjadi beberapa minggu
atau beberapa hari yang lalu. Padahal Chekov menulisnya di tahun 1900an terpaut
lebih 100 tahun (satu abad) saat kubaca karyanya, tapi cerita tetap terasa baru.
Seperti yang kukatakan tadi, aku ingat betul mulai membacanya sore
menjelang magrib. Cerpen pertama kukunyah dengan perasaan heran, aneh sekali
ceritanya! Tapi kok beda ya? Lalu adzan magrib membuatku mengingatkanku
untuk berhenti sejenak. Tapi tidak kugubris. Aku mau baca satu cerita lagi. Nanti kalau
iqomah saja aku pergi sholatnya. Aku pun membaca cerpen kedua. Dan sepulang
dari berjamaah sholat di musholah aku ingin membaca buku itu lagi. Tidak pernah
sebelumnya aku merasakan ketagihan membaca seperti itu. Padahal aku cukup
tersiksa dengan istilah dan kata-kata bari yang Chekov tulis, mengingat waktu itu aku belum terbiasa membaca buku terjemahan. Tapi cerita keseluruhannya dapat kupahami dan sangat indah.
Tema cerita yang diangkat Chekov tak muluk-muluk. Sederhana sekali. Namun
banyak renungan, sindiran dan krikik sosial di dalamnya serta banyak sekali hikmah
kehidupan yang bisa dipetik di dalamnya. Ada 13 cerpen yang semuanya kusukai.
Semua kisahnya unik dan sangat berkesan mendalam. Dan yang paling hebatnya lagi
adalah cerpen-cerpen Chekov tak pernah usang! Mau dibaca berulang-ulang tak
akan pernah bosan dan malah terlihat lebih hidup dan semakin menyentuh saat mengulang membacanya.
Dari 13 cerpen ini yang paling saya sukai adalah yang berjudul “Barang Antik”.
Ceritanya adalah seorang pasien bernama Sasha, anak tunggal dan yatim, yang tak
mampu membayar jasa yang amat besar dari seorang dokter desa bernama Florinsky
yang telah menyelamatkan nyawanya. Ibunya yang sangat mencintai Sasha
menitipkan barang seni yang sangat antik dan langka peninggalan almarhum
suaminya untuk diberikan pada Dr. Florinsky. Tapi sang dokter tidak mau. Dia
ikhlas membantu saja. Sasha memaksa, katanya, “Kalau dokter menolak, kami akan
sangat terhina …” tapi tetap saja sang dokter menolak pemberian yang baginya
berlebihan itu. Dan sasha tetap memaksa. Akhirnya sang dokter mengalah dan mau
menerima barang antik tersebut.
Begitu Sasha membuka bungkus barang itu, sang dokter terpukau. Itu
adalah tatakan lilin yang terbuat dari perunggu dan di tatakan tersebut
tertempel dua patung yang bisa membuat muka memerah. Patung itu adalah wanita
telanjang yang ekspresinya sangat hidup dan begitu menggoda. Sang dokter setuju
kalau barang ini sangat indah, tapi bagaimana bisa dia menyimpan barang seperti
itu? Bagaimana kalau istri dan anaknya sampai melihat? Lalu jika pasiennya
melihat bagaimana? Dia ingin mengembalikannya pada Sasha, tapi tentu saja sifat
keras kepala anak itu tidak bisa dikalahkan. Jadi dengan berat hati Florinsky
menerima barang itu dan berterimakasih dan titip salam untuk ibunya Sasha.
Sebelum pulang Sasha mengatakan bahwa seharusnya tatakan lilin itu ada sepasang
tapi sampai Ayahnya wafat, Ayahnya tidak pernah mendapat pasangan tempat lilin
itu.
Florinsky berpikir keras sambil mengagumi keindahan patung ini. Bagaimana
aku bisa menyingkirkan barang ini? Akhirnya barang itu dia berikan pada
temannya yang masih bujang, tapi temannya ternyata juga tak bisa (enggan) menyimpannya.
Lalu barang itu diberikan pada orang lain, orang lain pun memberikannya lagi pada orang lain, begitu seterusnya. Tak ada yang mau menyimpan benda
indah itu. Lalu orang yang menerima barang itu paling akhir
memberikan patung tersebut pada Ibu Sasha karena dia tahu bahwa almarhum
suaminya adalah kolektor barang seni. Dan betapa gembira si ibu, terharu dan
gemetar dia menyuruh Sasha untuk memberikan barang itu pada Dr. Florinsky
karena dia mengira bahwa barang itu adalah pasangan yang selama ini dicari-cari
untuk melengkapi barang pertama. Florinsky hanya bisa melongo melihat barang
antik yang sudah dia 'singkirkan' kini kembali padanya lagi.
Bagaimana? Lucu ya? Tapi juga mengharukan. Bagaimana perjuangan
seorang janda yang sangat menyayangi anak satu-satunya yang sembuh dari
penyakit tapi tak mampu membayar.
Cerita lain yang begitu kukagumi masih banyak seperti “Gadis
Penyanyi Koor” yang sangat pilu. Dia seorang penyanyi koor yang dituduh merebut
suami orang. Sang istri yang melabrak gadis koor itu menghina habis-habisan.
Tidak cukup sampai situ dia minta barang-barang pemberian suaminya untuknya itu
dikembalikan. Padahal suaminya tidak pernah memberi apapun pada si gadis koor.
Tapi karena didesak terus dia berikan semua hartanya. Dan si suami brengsek itu
keluar dari persembunyaiannya setelah istrinya pulang. Dan si suami (yang
benar-benar sangat brengsek) itu ikut-ikutan menghina si gadis koor karena
membuat istri sahnya memohon-mohon. Wanita terhormat memohon-mohon pada gadis
miskin. Padahal si gadis koor tak pernah meminta dirinya untuk dicintai, tetapi
si suamilah yang mengejarnya, tapi sekarang dia malah dihina dan hartanya yang
sedikit itu pun diminta.
Aku sangat kasihan pada gadis koor ini. Chekov sangat luar bisa
dalam mendramatisir kejadiannya. Semua kisahnya mungkin sekali diambil dari
kehidupan nyatanya, karena dia seorang dokter, yang sama seperti Florinsky,
seringkali membayar pasiennya. Dia lebih sering memberi pasiennya ongkos untuk
pulang. Dia melakukan tugasnya sebagai dokter didorong oleh kemanusiaan. Dia
mengatakan, “Dokter adalah istri sahku. Dan menjadi penulis adalah gundikku.”
![]() |
Foto dalam buku: Chekov dan istrinya Olga |
Anda juga harus membaca “Pencuri Mur” dan “Maronoff, Pak Inspektur”
yang sangat menyentil penuh sindiran pada pejabat-pejabat. “Catatan Harian Sang
Pemberang” dan “Di Kota Ada Surga” yang sangat indah dan “Buku Pengaduan” yang
sangat aneh. Serta judul-judul lain dalam kumcer ini.
Selain mengangkat kisah sederhana dan mendalam tentang kehidupan,
ciri khasnya yang memberi ending mengejutkan banyak ‘dicuri’ oleh
pengarang-pengarang setelahnya. Bahkan gayanya yang khas mendapat julukan
‘chekovian’ untuk cerpen-cerpen yang seirama dengannya. Membaca karya Chekov
kadang kita dibuat terharu biru oleh kepiawaiannya mengaduk emosi dan
menelanjangi sifat-sifat orang. Dia pernah berkata, “Man will become better
when you show him what he is like!” “Orang akan menjadi lebih baik bila kau
menunjukkan macam apa dia sebenarnya.”
Dan itulah yang aku rasakan dalam cerita-ceritanya… oh ya, aku jadi benar-benar paham makna pepatah lama: "Don't judge the books by it's cover.."
![]() |
Foto dalam buku: chekov dan Gorky |
“Setiap goresan cerita yang disuguhkan Chekhov merupakan cipratan
catatan tentang harapan dan kecintaan terhadap kehidupan.”
~Maxim Gorky, pelopor sastra realism sosialis
“Chekov membuat saya merasa seperti seorang penulis pemula.”
~George Bernard Shaw, Nobelis sastra 1925
![]() |
Foto dalam buku: Chekov dan Tolstoy |
“Anton adalah seniman tiada banding.”
~Leo Tolstoy, pengarang besar Rusia
duh...menarik bener bukunya, kepengen punya. itu kisah patung itu lucu juga haha, akhirnya balik maning balik maning. buku ini sekarang masih dijual ga ya? di rumah ada karya Chekov, lupa judulnya deh. penasaran sama gaya bertuturnya Chekov. btw, reviewnya bagus lho.
BalasHapushihihi makasih mbak.. buku yg ini udah gak ada lagi kayaknya mbak,, yg ada itu yg terbitan Serambi dan Selasar kyaknya..
HapusKayaknya bagus ya. Jadi kepengen baca ;p
BalasHapusSeperti nya bagus si gan, apalagi dari review nya agan terlihat sangat bagus dan menarik, cuma kok seperti nya isi cerita nya sudah sangat tua dan kuno sekali ya, padahal tahun terbit nya 2001. Untuk buku2 terbitan terbaru sekarang sudah menggunakan latar dan penceritaan yang sudah kedepan sekali, bahkan karangan yang sangat bagus dan keren meskipun bukan merupakan cerita asli...
BalasHapuss1288
i128
login s128